Quality of
Service merupakan mekanisme jaringan yang memungkinkan aplikasi-aplikasi atau
layanan dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Kinerja jaringan
komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah, seperti halnya masalah
bandwidth, latency dan jitter, yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi
banyak aplikasi. Sebagai contoh, komunikasi suara (seperti VoIP atau IP
Telephony) serta video streaming dapat membuat pengguna frustrasi ketika paket
data aplikasi tersebut dialirkan di atas jaringan dengan bandwidth yang tidak
cukup, dengan latency yang tidak dapat diprediksi, atau jitter yang berlebih.
Fitur Quality of Service (QoS) ini dapat menjadikan bandwidth, latency, dan
jitter dapat diprediksi dan dicocokkan dengan kebutuhan aplikasi yang digunakan
di dalam jaringan tersebut yang ada.
Qos bisa
digunakan juga untuk mengatur prioritas berdasarkan parameter yang diberikan, menghindari
terjadinya trafik yang memonopoli seluruh bandwidth yang tersedia dan untuk
mengatur penggunaan bandwidth yang ada secara rasional.
Dalam
hal ini kita akan membahas tentang manajemen bandwidth, cara melakukan
manajemen bandwidth ada dua cara, yaitu menggunakan Simple Queue dan Queue
Tree.
1.
Simple Queue
Merupakan
konfigurasi manajemen bandwidth yang paling mudah sesuai dengan namanya Karena
dengan simple queue kita tidak diharuskan membuat mangle terlebih dulu, anda
bisa langsung limit bandwidth user berdasarkan IP Address dan Subnet. Namun
tetap bisa menggunakan tambahan konfigurasi paket dari mangle.
2.
Queue Tree
Merupakan
konfigurasi manajemen bandwidth yang cukup rumit, karena harus membuat mangle
terlebih dulu namun hasil manajemennya lebih kompleks dibanding menggunakan
Simple Queue.
SIMPLE QUEUE
Cara
paling mudah untuk melakukan queue pada RouterOS adalah dengan menggunakan
Simple Queue. Kita bisa melakukan pengaturan bandwidth secara sederhana
berdasarkan IP Address client dengan menentukan kecepatan upload dan download
maksimum yang bisa dicapai oleh client bahkan dapat menghitung jumlah pemakaian
bandwidth yang digunakan oleh client.
1.
LIMITASI BANDWIDTH SEDERHANA
Kita akan melakukan limitasi misalnya maksimal
upload : 128kbps dan maksimal download : 512kbps terhadap client dengan IP
192.168.10.2 yang terhubung ke Router. Parameter Target Address adalah IP
Address dari client yang akan dilimit. Bisa berupa :
Single IP
(192.168.10.2)
Network IP
(192.168.10.0/24)
Beberapa
IP (192.168.10.2,192.168.10.13) dengan menekan tombol panah bawah kecil di
sebelah kanan kotak isian.
Penentuan
kecepatan maksimum client dilakukan pada parameter target upload dan target
download max-limit. Bisa dipilih dengan drop down menu atau ditulis manual.
Satuan bps (bit per second).
Dengan
pengaturan tersebut maka Client dengan IP 192.168.10.2 akan mendapatkan
kecepatan maksimum Upload 128kbps dan Download 256kbps dalam keadaan apapun
selama bandwidth memang tersedia.
2.
METODE PEMBAGIAN BANDWIDTH SHARE
Selain
digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth fix seperti pada contoh
sebelumnya, kita juga bisa memanfaatkan Simple Queue untuk melakukan pengaturan
bandwidth share dengan menerapkan Limitasi Bertingkat. Konsep Limitasi
Bertingkat bisa anda baca pada artikel
Mendalami HTB pada QOS RouterOS Mikrotik
Contoh :
Kita akan
melakukan pengaturan bandwidth sebesar 512kbps untuk digunakan 3 client.
Konsep:
1.
Dalam keadaan semua client melakukan akses, maka
masing-masing client akan mendapat bandwidth minimal 128kbps.
2.
Jika hanya ada 1 Client yang melakukan akses, maka client
tersebut bisa mendapatkan bandwidth hingga 512kbps.
3.
Jika terdapat beberapa Client (tidak semua client)
melakukan akses, maka bandwidth yang tersedia akan dibagi rata ke sejumlah
client yg aktif.
Router kita tidak tahu berapa total bandwidth real yang
kita miliki, maka kita harus definisikan pada langkah pertama. Pendefinisian
ini bisa dilakukan dengan melakukan setting Queue Parent. Besar bandwidth yang
kita miliki bisa diisikan pada parameter Target
Upload Max-Limit dan Target Download
Max-Limit.
Pada child-queue kita tentukan target-address dengan
mengisikan IP address masing-masing client. Terapkan Limit-at (CIR) : 128kbps dan Max-Limit
(MIR) : 512kbps. Arahkan ke Parent Total Bandwidth yang kita buat
sebelumnya.
Ulangi untuk memberikan limitasi pada client yang lain,
sesuaikan Target-Address.
Pada gambar berikut menunjukkan perbedaan kondisi
penggunaan bandwidth client setelah dilakukan limitasi bertingkat
Kondisi 1
menunjukkan ketika hanya 1 client saja yg menggunakan bandwidth, maka Client
tersebut bisa mendapat hingga Max-Limit.
Perhitungan
: Pertama Router akan memenuhi Limit-at Client yaitu 128kbps. Bandwitdh yang
tersedia masih sisa 512kbps-128kbps=384kbps. Karena client yang lain tidak
aktif maka 384kbps yang tersisa akan diberikan lagi ke Client1 sehingga
mendapat 128kbps+384kbps =512kbps atau sama dengan max-limit.
Kondisi 2
Kondisi 2
menggambarkan ketika hanya 2 client yang menggunakan bandwidth.
Perhitungan
: Pertama router akan memberikan limit-at semua client terlebih dahulu.
Akumulasi Limit-at untuk 2 client = 128kbps x 2 =256kbps . Bandwidth total
masih tersisa 256kbps. Sisa diberikan kemana.? Akan dibagi rata ke kedua
Client.
Sehingga
tiap client mendapat Limit-at + (sisa bandwidth / 2) = 128kbps+128kbps =256kbps
Kondisi 3
Kondisi 3 menunjukkan
apabila semua client menggunakan bandwidth.
Perhitungan:
Pertama Router akan memenuhi Limit-at tiap client lebih dulu, sehingga
bandwidth yang digunakan 128kbps x 3 = 384kbps. Bandwidth total masih tersisa
128kbps. Sisa bandwidth akan dibagikan ke ketiga client secara merata sehingga
tiap client mendapat 128kbps + (128kbps/3) = 170kbps.
Pada
Limitasi bertingkat ini juga bisa diterapkan Priority untuk client. Nilai
priority queue adalah 1-8 dimana terendah 8 dan tertinggi 1.
Contoh :
Client 1 adalah
VVIP user, maka bisa diberikan Priority 1 (tertinggi).
Jika kita
menerapkan priority perhitungan pembagian bandwidth hampir sama dengan
sebelumnya. Hanya saja setelah limit-at semua client terpenuhi, Router akan
melihat priority client. Router akan mencoba memenuhi Max-Limit client priority
tertinggi dengan bandwidth yang masih tersedia.
Perhitungan:
Client 1 mempunyai priority tertinggi maka router akan mencoba memberikan
bandwidth sampai batas Max-Limit yaitu 512kbps. Sedangkan bandwidth yang
tersisa hanya 128kbps, maka Client1 mendapat bandwidth sebesar Limit-at + Sisa
Bandwidth = 128kbps+128kbps = 256kbps
Konsep
pembagian bandwidth ini mirip ketika anda berlangganan internet dengan sistem
Bandwidth share.
Limitasi
bertingkat juga bisa diterapkan ketika dibutuhkan sebuah pengelompokkan
pembagian bandwidth.
Tampak pada
gambar, limitasi Client1 dan Client3 tidak menganggu limitasi Client2 karena
sudah berbeda parent. Perhatikan max-limit pada Limitasi Manager dan Limitasi
Staff.
3. BAYPASS TRAFFIC LOCAL
Ketika kita melakukan implementasi Simple Queue, dengan
hanya berdasarkan target-address, maka Router hanya akan melihat dari mana
traffic itu berasal. Sehingga kemanapun tujuan traffic nya (dst-address) tetap
akan terkena limitasi. Tidak hanya ke arah internet, akan tetapi ke arah
jaringan Lokal lain yang berbeda segment juga akan terkena limitasi.
Contoh :
IP LAN 1 : 192.168.10.0/24
IP LAN 2 : 192.168.11.0/24
Jika hanya dibuat Simple Queue dengan target-address:
192.168.10.0/24, traffic ke arah 192.168.11.0/24 juga akan terlimit. Agar
traffic ke arah jaringan lokal lain tidak terlimit, kita bisa membuat Simple
Queue baru dengan mengisikan dst-address serta tentukan Max-Limit sebesar
maksimal jalur koneksi, misalnya 100 Mbps. Kemudian letakkan rule tersebut pada
urutan teratas (no. 0).
Rule Simple Queue dibaca dari urutan teratas (no. 0)
sehingga dengan pengaturan tersebut traffic dari LAN1 ke LAN2 dan sebaliknya
maksimum transfer rate sebesar 100Mbps atau setara dengan kecepatan kabel
ethernet.