BACA BUKU TKJ

Ilmu Seputar Dunia IT

Olimpiade MikroTik 2017

Lokasi Penyisihan PEKANBARU

Kegiatan Praktikum

Latihan Dan Pemasangan Perangkat di Tower

Kamis, 19 September 2019

QUALITY OF SERVICE (QOS)


Quality of Service merupakan mekanisme jaringan yang memungkinkan aplikasi-aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Kinerja jaringan komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah, seperti halnya masalah bandwidth, latency dan jitter, yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi banyak aplikasi. Sebagai contoh, komunikasi suara (seperti VoIP atau IP Telephony) serta video streaming dapat membuat pengguna frustrasi ketika paket data aplikasi tersebut dialirkan di atas jaringan dengan bandwidth yang tidak cukup, dengan latency yang tidak dapat diprediksi, atau jitter yang berlebih. Fitur Quality of Service (QoS) ini dapat menjadikan bandwidth, latency, dan jitter dapat diprediksi dan dicocokkan dengan kebutuhan aplikasi yang digunakan di dalam jaringan tersebut yang ada.
     Qos bisa digunakan juga untuk mengatur prioritas berdasarkan parameter yang diberikan, menghindari terjadinya trafik yang memonopoli seluruh bandwidth yang tersedia dan untuk mengatur penggunaan bandwidth yang ada secara rasional.
           Dalam hal ini kita akan membahas tentang manajemen bandwidth, cara melakukan manajemen bandwidth ada dua cara, yaitu menggunakan Simple Queue dan Queue Tree.
1.      Simple Queue
Merupakan konfigurasi manajemen bandwidth yang paling mudah sesuai dengan namanya Karena dengan simple queue kita tidak diharuskan membuat mangle terlebih dulu, anda bisa langsung limit bandwidth user berdasarkan IP Address dan Subnet. Namun tetap bisa menggunakan tambahan konfigurasi paket dari mangle.
2.      Queue Tree
Merupakan konfigurasi manajemen bandwidth yang cukup rumit, karena harus membuat mangle terlebih dulu namun hasil manajemennya lebih kompleks dibanding menggunakan Simple Queue.
SIMPLE QUEUE
       Cara paling mudah untuk melakukan queue pada RouterOS adalah dengan menggunakan Simple Queue. Kita bisa melakukan pengaturan bandwidth secara sederhana berdasarkan IP Address client dengan menentukan kecepatan upload dan download maksimum yang bisa dicapai oleh client bahkan dapat menghitung jumlah pemakaian bandwidth yang digunakan oleh client.
1.      LIMITASI BANDWIDTH SEDERHANA
    Kita akan melakukan limitasi misalnya maksimal upload : 128kbps dan maksimal download : 512kbps terhadap client dengan IP 192.168.10.2 yang terhubung ke Router. Parameter Target Address adalah IP Address dari client yang akan dilimit. Bisa berupa :
       Single IP (192.168.10.2)
       Network IP (192.168.10.0/24)
       Beberapa IP (192.168.10.2,192.168.10.13) dengan menekan tombol panah bawah kecil di sebelah kanan kotak isian.

   Penentuan kecepatan maksimum client dilakukan pada parameter target upload dan target download max-limit. Bisa dipilih dengan drop down menu atau ditulis manual. Satuan bps (bit per second).

Dengan pengaturan tersebut maka Client dengan IP 192.168.10.2 akan mendapatkan kecepatan maksimum Upload 128kbps dan Download 256kbps dalam keadaan apapun selama bandwidth memang tersedia.

2.      METODE PEMBAGIAN BANDWIDTH SHARE
Selain digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth fix seperti pada contoh sebelumnya, kita juga bisa memanfaatkan Simple Queue untuk melakukan pengaturan bandwidth share dengan menerapkan Limitasi Bertingkat. Konsep Limitasi Bertingkat  bisa anda baca pada artikel Mendalami HTB pada QOS RouterOS Mikrotik

Contoh :
Kita akan melakukan pengaturan bandwidth sebesar 512kbps untuk digunakan 3 client.
Konsep:
1.      Dalam keadaan semua client melakukan akses, maka masing-masing client akan mendapat bandwidth minimal 128kbps.
2.      Jika hanya ada 1 Client yang melakukan akses, maka client tersebut bisa mendapatkan bandwidth hingga 512kbps.
3.      Jika terdapat beberapa Client (tidak semua client) melakukan akses, maka bandwidth yang tersedia akan dibagi rata ke sejumlah client yg aktif.



Router kita tidak tahu berapa total bandwidth real yang kita miliki, maka kita harus definisikan pada langkah pertama. Pendefinisian ini bisa dilakukan dengan melakukan setting Queue Parent. Besar bandwidth yang kita miliki bisa diisikan pada parameter Target Upload Max-Limit dan Target Download Max-Limit.


 Langkah selanjutnya kita akan menentukan limitasi per client dengan melakukan setting child-queue.

Pada child-queue kita tentukan target-address dengan mengisikan IP address masing-masing client. Terapkan Limit-at (CIR) : 128kbps dan Max-Limit (MIR) : 512kbps. Arahkan ke Parent Total Bandwidth yang kita buat sebelumnya.

Ulangi untuk memberikan limitasi pada client yang lain, sesuaikan Target-Address.


     
 Selanjutnya lakukan pengetesan dengan melakukan download di sisi client.
Pada gambar berikut menunjukkan perbedaan kondisi penggunaan bandwidth client setelah dilakukan limitasi bertingkat



                                                                 Kondisi 1

Kondisi 1 menunjukkan ketika hanya 1 client saja yg menggunakan bandwidth, maka Client tersebut bisa mendapat hingga Max-Limit.
Perhitungan : Pertama Router akan memenuhi Limit-at Client yaitu 128kbps. Bandwitdh yang tersedia masih sisa 512kbps-128kbps=384kbps. Karena client yang lain tidak aktif maka 384kbps yang tersisa akan diberikan lagi ke Client1 sehingga mendapat 128kbps+384kbps =512kbps atau sama dengan max-limit.
  


                                                               Kondisi 2

Kondisi 2 menggambarkan ketika hanya 2 client yang menggunakan bandwidth.
Perhitungan : Pertama router akan memberikan limit-at semua client terlebih dahulu. Akumulasi Limit-at untuk 2 client = 128kbps x 2 =256kbps . Bandwidth total masih tersisa 256kbps. Sisa diberikan kemana.? Akan dibagi rata ke kedua Client.
Sehingga tiap client mendapat Limit-at + (sisa bandwidth / 2) = 128kbps+128kbps =256kbps



                                                               Kondisi 3
Kondisi 3 menunjukkan apabila semua client menggunakan bandwidth.
Perhitungan: Pertama Router akan memenuhi Limit-at tiap client lebih dulu, sehingga bandwidth yang digunakan 128kbps x 3 = 384kbps. Bandwidth total masih tersisa 128kbps. Sisa bandwidth akan dibagikan ke ketiga client secara merata sehingga tiap client mendapat 128kbps + (128kbps/3) = 170kbps.
Pada Limitasi bertingkat ini juga bisa diterapkan Priority untuk client. Nilai priority queue adalah 1-8 dimana terendah 8 dan tertinggi 1.

Contoh :
Client 1 adalah VVIP user, maka bisa diberikan Priority 1 (tertinggi).



Jika kita menerapkan priority perhitungan pembagian bandwidth hampir sama dengan sebelumnya. Hanya saja setelah limit-at semua client terpenuhi, Router akan melihat priority client. Router akan mencoba memenuhi Max-Limit client priority tertinggi dengan bandwidth yang masih tersedia.

Perhitungan: Client 1 mempunyai priority tertinggi maka router akan mencoba memberikan bandwidth sampai batas Max-Limit yaitu 512kbps. Sedangkan bandwidth yang tersisa hanya 128kbps, maka Client1 mendapat bandwidth sebesar Limit-at + Sisa Bandwidth = 128kbps+128kbps = 256kbps

Konsep pembagian bandwidth ini mirip ketika anda berlangganan internet dengan sistem Bandwidth share.
Limitasi bertingkat juga bisa diterapkan ketika dibutuhkan sebuah pengelompokkan pembagian bandwidth.



Tampak pada gambar, limitasi Client1 dan Client3 tidak menganggu limitasi Client2 karena sudah berbeda parent. Perhatikan max-limit pada Limitasi Manager dan Limitasi Staff.
3. BAYPASS TRAFFIC LOCAL
Ketika kita melakukan implementasi Simple Queue, dengan hanya berdasarkan target-address, maka Router hanya akan melihat dari mana traffic itu berasal. Sehingga kemanapun tujuan traffic nya (dst-address) tetap akan terkena limitasi. Tidak hanya ke arah internet, akan tetapi ke arah jaringan Lokal lain yang berbeda segment juga akan terkena limitasi.
Contoh :
IP LAN 1 : 192.168.10.0/24
IP LAN 2 : 192.168.11.0/24
Jika hanya dibuat Simple Queue dengan target-address: 192.168.10.0/24, traffic ke arah 192.168.11.0/24 juga akan terlimit. Agar traffic ke arah jaringan lokal lain tidak terlimit, kita bisa membuat Simple Queue baru dengan mengisikan dst-address serta tentukan Max-Limit sebesar maksimal jalur koneksi, misalnya 100 Mbps. Kemudian letakkan rule tersebut pada urutan teratas (no. 0).



Rule Simple Queue dibaca dari urutan teratas (no. 0) sehingga dengan pengaturan tersebut traffic dari LAN1 ke LAN2 dan sebaliknya maksimum transfer rate sebesar 100Mbps atau setara dengan kecepatan kabel ethernet.

Senin, 02 September 2019

DHCP PADA MIKROTIK


DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. DHCP merupakan layanan yang secara otomatis memberikan alamat IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan alamat IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta alamat IP disebut sebagai DHCP Client dimana protokol ini dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti Default Gateway, DNS Server, dan NTP Server.
 Proses DHCP sendiri melalui 4 proses yang biasa disingkat menjadi DORA (Discover, Offer, Request dan Ack).
1.DHCP DISCOVER       DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari    DHCP Server yang aktif.
2.DHCP OFFER       Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
3.DHCP REQUEST       Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
4.DHCP ACK                  DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasiTCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.




Konfigurasi DHCP Server dan DHCP Client



Dalam kasus ini, untuk dapat memperoleh alokasi IP Address dari ISP, yang nantinya dapat digunakan untuk terkoneksi ke internet, kita bisa menggunakan fitur DHCP Client. Langkah-langkah pembuatan DHCP Client dapat dilakukan  pada menu IP -> DHCP Client -> Add.
[admin@HN] > ip dhcp-client print
Untuk pengaktifkan DHCP Client, definisikan parameter interface dengan interface yang terhubung ke DHCP Server, atau dalam kasus ini adalah interface yang terhubung ke ISP.
Karena kita ingin semua traffic ke internet menggunakan jalur koneksi dari ISP, maka Use-Peer-DNS=yes dan Add-Default-Route=yes.
Terdapat beberapa parameter yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan jaringan
Interface                               Pilihlah interface yang sesuai yang terkoneksi ke DHCP Server
Use-Peer-DNS                      Bila kita hendak menggunakan DNS server sesuai dengan informasi DHCP
Use-Peer-NTP                  Bila kita hendak menggunakan informasi pengaturan waktu di router (NTP) sesuai dengan informasi dari DHCP
Add-Default-Route              Bila kita menginginkan default route kita mengarah sesuai dengan informasi DHCP
Default-Route-Distance     Menentukan nilai Distance pada rule routing yang dibuat secara otomatis. Akan aktif jika add-default-route=yes
Kita lanjutkan konfigurasinya.
Klik IP, lalu pilih DHCP Client

Ini adalah tampilan dari Table DHCP Client

Untuk menambahkan rule, seperti biasa klik Tambah, lalu pada parameter interface, pilih interface sesuai topologi atau interface yang terhubung dengan DHCP-Server, dan centangkan saja pada parameter Use Peer DNS dan Use Peer NTP dan pilih yes pada parameter Add Default Route. Lalu klik Apply


Setelah klik Apply, maka kita lihat sudah ada rule DHCP-Client nya dan yang harus diperhatikan adalah pada bagian status, harus bound artinya sudah terikat dengan servernya. Setelah itu klik Status


Pada Status, dapat kita lihat Alokasi IP Address, Gateway, DHCP-Server, Expires After, DNS, dan NTP. Sampai disini router kita sudah bisa terkoneksi dengan internet.


Script
[admin@HN] > ip dhcp-client add interface=(Interface yang terhubung dengan DHCP-Server) use-peer-dns=yes use-peer-ntp=yes add-default-route=yes disable=no






Kemudian, kita konfigurasi DHCP-Server nya, Klik IP, lalu pilih DHCP Server
Script
[admin@HN] > ip dhcp-server print

Ini adalah tampilan DHCP-Server Table

Kemudian pilih tombol DHCP Setup, lalu akan muncul parameter DHCP Server Interface. Pada parameter ini kita pilih interface mana yang akan menjadi DHCP-Server nya, dalam hal ini saya pilih ether2. Lalu klik Next.

Kemudian, pada parameter DHCP Address Space, isi dari parameter ini adalah Network Address pada interface yang kita pilih menjadi DHCP-Server, dalam hal ini kita klik aja Next agar tidak ada masalah.


Kemudian ada parameter Gateway for DHCP Network, isi dari parameter ini memberikan informasi Default Gateway pada client nantinya. Sebaiknya Klik Next saja agar konfigurasinya tidak salah.

Kemudian ada parameter Addresses to Give Out, pada parameter ini kita mengisikan jumlah pool yang berfungsi untuk menentukan range (rentang) IP Address yang dapat digunakan pada DHCP Server maupun koneksi point-to-point (ppp). Nah, pada parameter ini boleh di batasi sesuai kebutuhan atau juga boleh langsung di Next.

Kemudian ada parameter DNS Server, parameter ini adalah memberikan informasi DNS Server agar nantinya client dapat mengubah IP menjadi Domain dan Sebaliknya. Pada parameter ini bebas mengisikan DNS Server nya.

Kemudian pada parameter Lease Time, artinya berapa lama waktu sebuah IP Address akan dipinjamkan ke Client. Untuk menghindari penuh / kehabisan IP, setting Lease-Time jangan terlalu lama, misalkan 10 Menit saja. Maka setelah 10 menit jika Client tidak aktif, maka IP tersebut akan digantikan ke Client lain. Kemudian Klik Next

Sampai disini langkah setting DHCP-Server telah selesai, Klik OK.

Kita Lihat pada Tab Lease, ada 1 rule IP yang telah digunakan Client. Terdapat informasi IP, MAC, Client ID, Server, Active Address, Active MAC, Active Host, Expires After dan Status

Script
[admin@HN] > ip dhcp-server setup
dhcp server interface :
dhcp address space :
dhcp address space :
dhcp aaddresses to give out :
dns servers :
lease time :