DNS Server
Domain
Name System adalah suatu metode untuk meng-konversikan Ip Address (numerik)
suatu komputer ke dalam
suatu
nama domain (alphabetic), ataupun sebaliknya. Yang memudahkan kita dalam
mengingat computer tersebut.
Misalnya,
server Debian memiliki alamat Ip Address sekian, namun pada umumnya, orang
tidak akan mudah
mengingat
alamat Ip dalam bentuk numerik tersebut. Dengan adanya DNS Server, kita bisa
mengakses halaman situs
dari
server Debian tersebut hanya dengan mengakses nama Domain-nya (www.debian.edu),
tanpa mengingat Ip
Address
dari computer tersebut.
1. Installasi
Bind9
(Berkeley Internet Name Domain versi 9) adalah salah satu aplikasi linux yang
sangat populer sebagai DNS
Server,
dan hampir semua distro linux menggunakanya. Selain itu, dalam konfigurasinya
pun cukup mudah
dimengerti,
khususnya bagi pemula awal.
debian-server:/home/pudja# apt
-get install bind9
2. Konfigurasi
Berikut
file-file penting yang akan kita konfigurasi dalam DNS Server;
a. /etc/bind/named.conf
b. file forward
c. file reverse
d. /etc/resolv.conf
2.1. Membuat Zone Domain
Bagian
ini adalah yang terpenting, dimana kita akan menentukan nama untuk Domain dari
server Debian kita
nantinya. Kita boleh membuat Zone Domain menggunakan Tld
(Top Level Domain) hanya pada jaringan local
(There’s
no Internet Connection). Karena sudah ada organisasi yang khusus mengatur
domain Tld tersebut,
contohnya
di Indonesia adalah Pandi.
Edit
dan tambahkan konfigurasi untuk forward
dan reverse, pada file named.conf atau bisa juga pada file
named.conf.local. Kemudian tambahkan script di
bawah ini.
debian-server:/home/pudja# vim
/etc/bind/named.conf
#. . .
zone "debian.edu" { //Zone
Domain anda
type
master;
file
"db.debian"; //lokasi file FORWARD,
default di /var/cache/bind/
};
zone "192.in-addr.arpa"
{ //1 blok ip paling depan
type
master;
file
"db.192"; //lokasi file
REVERSE, default di /var/cache/bind/
};
include
"/etc/bind/named.conf.local";
//membuat file named.conf.local di process
2.2. File Forward
Forward berfungsi untuk konversi dari
DNS ke Ip Address. Misalnya ketika kita
ketik www.debian.edu melalui Web
Browser,
maka akan muncul website dari server Debian.
Buat
file konfigurasi untuk file forward dari DNS tersebut. Karna konfigurasinya
cukup banyak, kita tinggal copykan
saja
file default yang sudah ada.
debian-server:/home/pudja# cd
/etc/bind/
debian-server:/etc/bind# cp
db.local /var/cache/bind/db.debian
debian-server:/etc/bind# vim
/var/cache/bind/db.debian
$TTL
604800
@
IN SOA debian.edu.
root.debian.edu. (
2 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ;
Negative Cache TTL
;
@
IN NS
debian.edu. ;tambahkan “titik” di akhir domain
@
IN A 192.168.10.1
www IN A
192.168.10.1
ftp
IN A
192.168.10.1
sub-domain IN A 192.168.10.1 ;jika
ingin membuat sub-domain
mail IN
A 192.168.10.1
streaming IN
A 192.168.10.1 ;alamat
untuk streaming server
2.3. File Reverse
Reverse berfungsi untuk konversi Ip
Address ke DNS. Misalnya jika kita mengetikan Ip Address http://192.168.10.1
pada
Web Browser, secara otomatis akan redirect ke alamat www.debian.edu. Bagian ini adalah opsional, jika kita
tidak
ingin mengkonfigurasi file reverse pun, juga boleh (^_^). Take it easy, okey.
debian-server:/etc/bind# cp
db.127 /var/cache/bind/db.192
debian-server:/etc/bind# vim
/var/cache/bind/db.192
$TTL
604800
@ IN SOA
debian.edu. root.debian.edu. (
1 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative
Cache TTL
;
@
IN NS debian.edu. ;ingat
“titik”
1.10.168 IN PTR debian.edu. ;3
blok ip terakhir, dan dibalik
2.4. Menambah dns-name-server
Tambahkan
dns dan nameserver dari server Debian tersebut pada file resolv.conf. Agar
dapat diakses melalui
computer
localhost.
debian-server:/etc/bind# vim
/etc/resolv.conf
search debian.edu
nameserver 192.168.10.1
Terakhir,
restart daemon dari bind9.
debian-server:/etc/bind#
/etc/init.d/bind9 restart
Bagi
pemula awal, pada bagian ini sering sekali terjadi failed. Hal ini terjadi,
karena Anda melakukan kesalahan pada
satu
file, yaitu file named.conf. Periksa kembali script yang anda buat, dan
sesuaikan seperti konfigurasi diatas.
3. Pengujian
Test
apakah DNS Server tersebut berhasil atau tidak, dengan perintah nslookup dari
computer Localhost ataupun
dari
computer client.
debian-server:/etc/bind#
nslookup 192.168.10.1
Server :
192.168.10.1
Address :
192.168.10.1#53
1.10.168.192.in-addr.arpa name = debian.edu.
debian-server:/etc/bind#
nslookup debian.edu
Server :
192.168.10.1
Address :
192.168.10.1#53
Name
: debian.edu
Jika
muncul pesan seperti ini,
Server :
192.168.10.1
Address :
192.168.10.1#53
** server can't find
debian.edu.debian.edu: SERVFAIL
Berarti
masih terdapat script yang salah, periksa dimana file yang salah tersebut. Jika
pesan error itu muncul ketika
nslookup
DNS, berarti kesalahan terletak antara file db.debian atau named.conf. Namun
jika muncul ketika di
nslookup
IP, berarti kesalahan di file db.192 atau named.conf.
Atau
anda bisa menggunakan perintah dig untuk pengujian dari server localhost.
debian-server:/etc/bind# dig
debian.edu